sekretariat@parokisanmare.or.id

021-745 9715, 745 9726

Jadwal Misa
Senin-Sabtu : 06.00 WIB
Jumat Pertama : 06.00, 12.00, 19.30 WIB
Sabtu : 17.00 WIB
Minggu : 06.30, 09.00, 17.00 WIB

Sampaikan Intensi Misa: WA Sekretariat SanMaRe

Warta - No 50 - 15 Desember 2019

Menyambut Natal dengan Gua Natal dan Pohon Natal Daur Ulang

Disiapkan oleh: Dewi Pongky, Sie Lingkungan Hidup

[Download versi lengkap warta - PDF]

Menyambut Natal dengan Gua Natal dan Pohon Natal Daur Ulang

Komisi Keadilan & Perdamaian Keuskupan Agung Jakarta mengajak paroki-paroki memanfaatkan momentum perayaan Natal 2019 untuk meningkatkan kepedulian akan Lingkungan Hidup. Salah satu kegiatan yang disarankan adalah membuat Pohon Natal & Gua Natal Daur Ulang - Green Christmas KAJ 2019.

Dasar pemikiran dari kegiatan-kegiatan di atas adalah ajakan Bapa Suci Paus Fransikus melalui surat apostolik Admirabile Signum dan ensiklik Laudato Si.

Dalam dokumen Admirabile Signum (Tanda Luar Biasa) yang ditandatangani Paus Fransiskus di Greccio, tempat St. Fransiskus dari Asisi membuat gua dan palungan untuk memperingati  kelahiran Yesus, Paus Fransiskus menulis makna dan pentingnya penggambaran kelahiran Yesus bagi pewartaan misteri Inkarnasi Putra Allah. Berikut ini sebagian dari kutipannya:

Tanda mengagumkan dari Gua Natal (kandang Natal), yang sangat disukai umat Kristiani, tak henti-hentinya membangkitkan keheranan dan ketakjuban. Penggambaran kelahiran Yesus sendiri adalah pewartaan sederhana dan sukacita akan misteri Inkarnasi Putra Allah. Gambaran kelahiran itu seperti sebuah Injil hidup yang muncul dari halaman-halaman Kitab Suci. Ketika kita merenungkan kisah Natal, kita diundang untuk memulai sebuah perjalanan rohani, yang berawal dari kerendahan hati Allah yang menjadi manusia untuk menjumpai setiap orang. Kita menjadi sadar bahwa begitu besar kasih-Nya kepada kita, bahwa Ia menjadi salah satu dari kita, sehingga kita pada gilirannya dapat bersatu dengan-Nya.

Dengan Surat ini saya ingin mendukung tradisi indah keluarga dalam mempersiapkan suasana kelahiran Yesus pada hari-hari menjelang Natal, tetapi juga kebiasaan membuatnya di tempat kerja, di sekolah, di rumah sakit, penjara dan tempat-tempat umum. Imajinasi dan kreativitas yang hebat selalu ditunjukkan dalam menggunakan bahan-bahan yang sangat beragam untuk menciptakan hasil-hasil karya indah sederhana. Sebagai anak-anak, kita belajar dari orang tua dan kakek nenek kita untuk menjalankan tradisi yang penuh sukacita ini, yang merangkum kekayaan kesalehan populer. Saya berharap agar kebiasaan ini tidak akan pernah hilang; sebaliknya agar, di mana pun kebiasaan itu tidak digunakan, hendaknya dapat ditemukan kembali dan dihidupkan kembali.

Menyambut Natal dengan Gua Natal dan Pohon Natal Daur Ulang

Dalam Ensiklik Laudato Si (Puji BagiMu),  Paus menyesalkan terjadinya kerusakan lingkungan dan pemanasan global, serta mengajak semua orang di seluruh dunia untuk mengambil “aksi global yang terpadu dan segera”.

Pertanyaan dasar dari Ensiklik ini adalah “Bumi macam apa yang hendak kita wariskan kepada generasi berikutnya?” Paus Fransiskus berkeyakinan bahwa panggilan memelihara lingkungan hidup tidak bisa terlepas dari bagaimana manusia memberi makna dan cara manusia melaksanakan hidupnya di bumi pertiwi ini.

Untuk menjawab hal itu Paus Fransiskus mengangkat kembali seruan santo Yohanes Paulus II agar manusia melakukan “Pertobatan Ekologis”. Kita diajak untuk mengubah pola pikir dan pola tindakan kita sebagai penghuni ibu pertiwi masa kini. Kepekaan terhadap jeritan bumi, pembatasan penggunaan plastik dan kertas, pemilah-milahan sampah, pemakaian produk-produk daur ulang, hemat energi dan air adalah beberapa contoh tindakan yang dapat kita lakukan.

Memperhatikan ajakan untuk merawat tradisi gua natal di Surat Apostolik Admirabile Signum dan untuk melakukan pertobatan ekologis seperti anjuran Ensiklik Laudato Si, mari kita sambut Natal dengan gua Natal dan pohon Natal daur ulang

** Kita bisa mulai hari ini**