[Download versi lengkap warta - PDF]
Pandemi telah mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia, banyak pandangan dan tata cara hidup yang berubah. Termasuk diantaranya adalah kehidupan umat beriman, terutama dalam memahami makna ekklesiologis, Kristologis, dan Sakramentologis-Liturgis Ekaristi.
Selama masa pandemi kita diperkenankan untuk mengikuti misa online yang berarti misa yang diikuti oleh umat melalui siaran langsung lewat media sosial, seperti Youtube, Facebook, Instagram, dan ruang Virtual. Sementara sebelum pandemi, kita hanya mengenal Perayaan Ekaristi atau misa offline yang berarti misa yang dirayakan dan dihadiri langsung secara bersama oleh sekelompok umat di gereja atau tempat lainnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pengenalan dan pengalaman akan misa online telah membawa perubahan pemahaman dan penghormatan liturgis umat Katolik yaitu:
Menanggapi kecenderungan yang terjadi seperti di atas, Paus Fransiskus dalam kotbahnya di Vatikan 17 April 2020 mengatakan bahwa Misa Online dan Komuni Spiritual tidak mencerminkan Gereja yang sesungguhnya. Adalah tidak benar ketika orang-orang mulai berpikir bahwa hubungan dengan Tuhan cukup secara pribadi saja dan terpisah dari kesatuan Umat Allah. Paus Fransiskus menekankan bahwa relasi seseorang dengan Yesus memang intim dan pribadi, tapi harus dalam suatu kesatuan Umat Allah (dalam satu Jemaat). Gereja sakramen dan umat Allah adalah satu kesatuan yang utuh, sama seperti para rasul berkumpul bersama dalam satu sakramen dan satu roti.
Referensi – referensi terdahulu pun cukup tegas akan hal ini. Paus Benediktus XVI dalam Anjuran Apostolik Pasca Sinode Sacramentum Caritatis (Sakramen Cinta Kasih) Art. 57 mengatakan: Misa Online tidak memiliki kepenuhan sama seperti Misa Offline, dimana terjadi perjumpaan jemaat (ekklesia) di tengah Ekaristi di dalam Gereja yang hidup.
Paus Yohanes Paulus II dalam surat ensikliknya “Ecclesia de Eucharistia” (2003) mengatakan: Ekaristi sebagai kehadiran Kristus yang menyelamatkan dalam persekutuan umat beriman dan menjadi santapan rohaninya, adalah milik Gereja yang paling berharga dalam peziarahannya terpanjang sejarah.
Dalam Sacrosanctum Concilium (1963) yang dikeluarkan Paus Paulus ke-VI dikatakan: Dalam sebuah Ekaristi umat dituntut untuk berpartisipasi penuh, sadar dan aktif (terlibat langsung dan sungguh-sungguh)
Tapi apakah Yesus hadir juga dalam Misa Online? Ya Yesus tetap hadir seperti yang dikatakan-Nya: “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Matius 18:20).
Tapi kita harus ingat akan arti dan makna “Gereja”. Gereja berasal dari Bahasa Yunani Ekklesia yang berarti Ek=”keluar dari”; Kaleo=”memanggil”. Jadi hakikat Gereja berarti “suatu kelompok yang dipanggil keluar”.
Bahkan Yesus menekankan kata Ekklesia ini saat berbicara dengan Santo Petrus: “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku (Ekklesia) dan alam maut tidak akan menguasainya”. (Matius 16:18)
Kehadiran Kristus di dalam Ekaristi adalah bentuk kehadiran-Nya yang paling istimewa dan berada pada tingkatan tertinggi sesuai Sabda-Nya.
“Dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya: Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Perintah Yesus adalah agar kita berkumpul dan memecah-mecahkan roti.
Jadi marilah kita semua, yang mampu secara fisik, hadir di gereja di masa pandemi yang angka penularannya semakin menurun ini, untuk berada bersama-sama umat Allah berkumpul di sekitar Altar dan bersama-sama berpartisipasi langsung dalam perjamuan Tuhan.
Sumber artikel: RD. Emannuel Martasudjita, dokumen disandur dari Sacrosanctum Concillium (KV II)
Disiapkan oleh: Laurentius Melvin Pratama