Memasuki Tahun Berhikmat
Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat
Disiapkan oleh Bagus Marsudi
Pekan ini, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) menutup masa Tahun Persatuan yang menjadi tema gerakan trans-formasi umat selama tahun 2018, sekaligus memulai gerakan dengan tema baru, yakni Tahun Berhikmat. Gerakan ini merupakan bagian dari arah dasar Gereja KAJ yang telah ditetapkan selama lima tahun (2016-2020).
Seperti tahun-tahun sebe-lumnya, gerakan transformasi Gereja KAJ ini menggunakan Pancasila sebagai landasan. Karena itu, seruan: Amalkan Pancasila tetap menjadi denyut nadi gerakan ini. Jika Tahun Persatuan menggunakan sila ketiga: Persatuan Indonesia sebagai inspirasi, pada Tahun Berhikmat ini, landasannya adalah sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Secara ringkas, tema yang dipakai adalah: Amalkan Pancasila: Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat.
Makna Tahun Berhikmat bisa kita gali dari makna lambang sila keempat, yakni kepala banteng (Bos javanicus). Yang khas dari banteng adalah sangat suka berkumpul dalam kawanannya. Dasar ini juga menggambarkan nilai khas Bangsa Indonesia yang memaknai sila keempat, yakni pengambilan keputusan yang dilakukan bersama, gotong royong, dan dalam kekeluargaan. Dalam proses itu, masing-masing menunjukkan sikap mengutamakan kepentingan lebih besar, tidak memaksakan kehendak, mengedepankan musyawarah dengan semangat kekeluargaan.
Dengan nafas yang sama, gerakan transformatif di Tahun Berhikmat juga akan mengedepankan aspek partisipatif umat dalam merencanakan dan melaksanakan program bersama. Ada tujuh gerakan pastoral yang dirancang sebagai arah dan dasar untuk membuat program-program yang lebih nyata di tingkat umat/paroki. Tujuh gerakan pastoral itu adalah:
Tujuh gerakan pastoral ini bakal diwujudkan dalam program-program karya yang dibuat dan akan dilaksanakan oleh seksi-seksi. Telah dibentuk juga panitia khusus Tahun Berhikmat yang bakal mengoordinasikan semua kegeiatan tiap seksi dalam irama yang sama. Harapannya, lewat program-program itu, umat pun akhirnya bisa ikut terlibat dalam pelbagai kegiatan yang telah disiapkan.