sekretariat@parokisanmare.or.id

021-745 9715, 745 9726

Jadwal Misa
Senin-Sabtu : 06.00 WIB
Jumat Pertama : 06.00, 12.00, 19.30 WIB
Sabtu : 17.00 WIB
Minggu : 06.30, 09.00, 17.00 WIB

Sampaikan Intensi Misa: WA Sekretariat SanMaRe

Warta - No 35 - 11 Oktober 2020

Carlo Acutis: Milenial Pertama yang Menjadi Beato

[Download versi lengkap warta - PDF]

Carlo Acutis: Milenial Pertama yang Menjadi Beato

Carlo Acutis, seorang remaja Katolik Italia yang meninggal tahun 2006, telah dibeatifikasi pada 10 Oktober kemarin di Assisi.

Carlo, seorang gamer dan programmer komputer yang menyukai sepak bola dan Ekaristi, telah menjadi topik yang menarik dibahas di seluruh dunia.

Ia lahir pada 3 Mei 1991, di London, tempat orang tuanya bekerja. Hanya beberapa bulan kemudian, orang tuanya, Andrea Acutis dan Antonia Salzano, pindah ke Milan.

Carlo suka sekali berdoa rosario. Setelah dia menerima Komuni Pertama, dia rajin ikut Misa dan mengaku dosa setiap Minggu.

Carlo mempromosikan mukjizat Ekaristi, terutama melalui situs web yang dia bangun. Di situs itu, dia mengatakan bahwa “semakin sering kita menerima Ekaristi, kita akan semakin menjadi seperti Yesus, sehingga di bumi ini kita akan merasakan surga.”

Ketika Carlo jatuh sakit, kehidupan imannya makin kuat. Dia sengaja mempersembahkan penderitaannya untuk Gereja, paus, dan orang-orang yang menderita penyakit. Dia meninggal pada 12 Oktober 2006 dan dimakamkan di Assisi karena cintanya kepada Santo Fransiskus Assisi.

Tubuhnya kini dibaringkan di kuburan kaca dan dapat dihormati oleh para peziarah sampai 17 Oktober.Dia ditampilkan dengan jeans dan sepasang sepatu Nike, pakaian kasual yang dia sukai dalam hidup.

Carlo dikenal karena mendokumentasikan mukjizat Ekaristi di seluruh dunia dan memasukkan semuanya ke dalam situs web yang dia kembangkan beberapa bulan sebelum kematiannya karena leukemia.

Carlo Acutis: Milenial Pertama yang Menjadi Beato

Sangat tidak biasa melihat patung beata yang mengenakan sepatu sneaker, kemeja berkerah, sambil memegang laptop dan membawa ransel. Ini mengirimkan pesan bahwa seorang pemuda milenial bisa menjadi orang suci.