sekretariat@parokisanmare.or.id

021-745 9715, 745 9726

Jadwal Misa
Senin-Sabtu : 06.00 WIB
Jumat Pertama : 06.00, 12.00, 19.30 WIB
Sabtu : 17.00 WIB
Minggu : 06.30, 09.00, 17.00 WIB

Sampaikan Intensi Misa: WA Sekretariat SanMaRe

Warta - No 24 - 16 Juni 2019

Apa yang Kucari dalam Hidup Ini?
(Bagian ke-1)

Ditulis oleh Pongky S

[Download versi lengkap warta - PDF]

Apa yang Kucari dalam Hidup Ini? (Bagian ke-1)

Hari Minggu adalah waktu yang tepat dan baik untuk berhenti bekerja, pergi ke gereja dan meninjau seluruh aktivitas sepanjang minggu. Pergi merayakan Ekaristi bermanfaat untuk menimba kekuatan dari Tuhan. Dan merenungkan hal-hal yang telah kita lakukan untuk mengisi hidup dari waktu ke waktu, berguna untuk menemukan apa yang sesungguhnya kita cari dan kejar dalam hidup ini.

Kita dapat memulainya dengan satu pertanyaan, yang mungkin sudah sering kita ajukan kepada diri sendiri: “apa yang kucari dalam hidup ini?” Berdasarkan pengalaman pribadi, jawaban atas pertanyaan ini akan sangat membantu kita untuk menemukan hal-hal yang menggerakkan diri kita. Selanjutnya, jika pengetahuan itu kita terangi dengan Sabda Allah maka hal itu akan memantapkan diri kita dalam membuat keputusan-keputusan penting yang menentukan arah hidup kita.

Untuk menjawab pertanyaan itu, saya akan memperbandingkan proses pencarian itu dengan rasa lapar dan haus karena keduanya merupakan tanda bahwa tubuh kita membutuhkan asupan makanan dan minuman.

Dua macam lapar dan haus

Umumnya kita dapat dengan mudah mengenali tanda-tanda kelaparan dan kehausan jasmani yang kita alami. Walaupun akhir-akhir ini tanda-tanda itu tidak mudah kita kenali karena berlimpahnya tawaran untuk terus mengkonsumsi makanan dan minuman.

Tapi kita sering mengalami kesulitan untuk mengenali kelaparan dan kehausan rohani kita karena untuk keperluan itu insting saja tidak cukup, kita membutuhkan pengetahuan.

Sebagai contoh, kita bekerja dan berusaha keras mencari uang dan harta demi kehidupan yang lebih bermartabat. Lalu, dengan uang dan harta benda itu kita bisa mendapatkan kesenangan dan kenikmatan dalam hidup. Sepintas usaha-usaha itu terlihat wajar karena dapat memuaskan lapar dan dahaga kita akan harta dan kenikmatan. Tapi benarkah prioritasnya seperti itu?

Kelaparan dan kehausan jasmani

Setelah memberi makan lima ribu orang Yesus dicari-cari orang banyak. Dan menarik sekali apa yang dikatakan-Nya kepada mereka, “…kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” Rupanya Yesus tahu bahwa mereka mencari-Nya karena Ia mempunyai kekuatan ajaib untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah mereka.

Perkataan Yesus itu mengingatkan saya pada pengajaran Romo Daniel Cambielli, SX. Menurut pendapatnya, banyak orang yang mencari Tuhan berhenti pada pemberian-pemberian-Nya sehingga mereka tidak sampai ke Sang Pemberi. Kebanyakan dari kita mencari Tuhan bukan Tuhan sebagai pribadi yang ingin kita kenal lebih dekat. Kita mencari Tuhan yang mau mengabulkan keinginan-keinginan kita, yang umumnya berupa perkara-perkara duniawi untuk kepentingan diri sendiri.

Jika demikian, apakah itu berarti bahwa hal-hal jasmani akan selalu menghambat hubungan kita dengan Tuhan? Mungkinkah kita memandang karunia-karunia yang kita terima sebagai tanda-tanda untuk menemukan makanan dan minuman sejati, yang membuat kita bertumbuh secara rohani? (Bersambung ke edisi pekan depan...)