Mengapa Orang Katolik Tidak Pergi ke Gereja?
Ditulis oleh: Pongky S
Perayaan Ekaristi hari minggu adalah peristiwa yang istimewa. Sebagai pun-cak dan sumber hidup iman kesempatan itu dapat kita pakai untuk meng-hadiri undangan perjamuan Tuhan dan sekaligus berjumpa saudara-saudara seiman. Maka jika sehabis misa tidak ada acara khusus, saya akan memanfaatkannya untuk menyapa orang-orang yang saya kenal, terkait keada-an keluarga, terlebih jika anak-anak tidak bersama mereka.
Dalam perjumpaan semacam itulah saya tahu bahwa beberapa dari anak-anak yang sudah beranjak dewasa—yang sudah bekerja tapi masih tinggal bersama orangtua—tidak lagi pergi ke gereja. Sebagai seorang yang menghadapi persoalan yang sama, saya dapat merasakan kecemasan mereka. Jika dulu sewaktu anak-anak masih kecil mereka dapat memaksa anak-anak pergi ke gereja, sekarang setelah beranjak dewasa, mereka tak lagi berdaya untuk melakukannya.
Masalah anak-anak yang beranjak dewasa
Saat masih kecil, kita mendapat pengajaran agama Katolik yang cocok sebagai cerita pengantar tidur. Ceritanya sederhana, mudah dimengerti, kadang-kadang sesat, tetapi menghibur. Kita menerima pengajaran yang sudah dipermudah. Karena hal-hal yang sulit tapi berkualitas dari pewartaan Injil tidak mengendap dalam ingatan, saat kita beranjak dewasa pengajaran-pengajaran itu kita anggap kekanak-kanakan dan kita tinggalkan.
Alasan lain, yang sebenarnya lebih mendasar, dari seseorang tidak menghargai imannya adalah kekurangpahaman mereka akan iman katolik. Iman katolik bukan pertama-tama tentang ajaran tapi tentang hubungan pribadi dengan Yesus. Hal itu terkait dengan jawaban pribadi kita atas pertanyaan yang Ia ajukan kepada kita masing-masing sebagai murid-murid-Nya, “Menurutmu siapakah Aku ini?”
Maka jika kita cermati hubungan kita dengan Tuhan, kita akan menemukan bahwa tingkat kedalaman hubungan itu sangat bergantung pada jawaban kita atas pertanyaan itu dan seberapa besar penghargaan kita akan hubungan itu sendiri. Gereja Katolik selalu mengajarkan bahwa keselamatan itu harus diperjuangkan melalui suatu hubungan yang erat dan dalam dengan Tuhan.
Untuk keperluan itu Gereja menyediakan sarana bagi kita melalui doa-doa formal seperti Doa Bapa Kami dan Doa Salam Maria. Tetapi mungkin juga kita tidak menyadari bahwa yang Tuhan tawarkan kepada kita lebih dari sekadar pertemanan atau persahabatan. Ketika Yesus berkata bahwa kita harus mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatan, Ia berkata tentang suatu keintiman yang sangat dalam, yang bahkan melampaui keintiman hubungan antara suami dan istri.
Meningkatkan perhargaan akan iman dan kerinduan untuk ke gereja
Sekarang Anda telah memahami bahwa orang katolik tidak pergi ke gereja dan tidak menghargai imannya karena jalinan hubungan mereka dengan Yesus Kristus lemah atau tidak ada sama sekali. Dan satu cara yang dapat memperbaiki dan memulihkan hubungan itu adalah bergabung dalam komunitas saudara‐saudara seiman yang setujuan dan bersedia saling membantu demi tercapainya tujuan itu. Komunitas itu adalah Emmaus Journey (EJ).
Dengan dilandasi spiritualitas dua murid Emaus, komunitas EJ dipanggil dalam misi untuk membantu umat beriman mendapatkan pemahaman tentang kebenaran isi Kitab Suci, sukacita karena pewartaan Injil dan pewahyuan pribadi Yesus dalam pemecahan roti. Dalam komunitas ini, Anda akan berjumpa dengan teman-teman yang sama-sama merasa terpanggil untuk menjalin hubungan yang intim dengan Yesus sebagai murid dan sebagai pewarta sukacita Injil.
Ingin menyelam ke kedalaman iman untuk menemukan Tuhan dan memiliki kerinduan untuk pergi ke gereja? Segeralah bergabung dalam Komunitas Emmaus Journey dengan menghubungi Diddy (08777 1533 000) atau Nana (0811 757 819).