sekretariat@parokisanmare.or.id

021-745 9715, 745 9726

Jadwal Misa
Senin-Sabtu : 06.00 WIB
Jumat Pertama : 06.00, 12.00, 19.30 WIB
Sabtu : 17.00 WIB
Minggu : 06.30, 09.00, 17.00 WIB

Sampaikan Intensi Misa: WA Sekretariat SanMaRe

Warta - No 20 - 19 Mei 2019

Perayaan Minggu Panggilan
Menanamkan Benih Panggilan sejak Dini

Ditulis oleh: Sr. Erlisda Tamba, FdCC

[Download versi PDF]

Perayaan Minggu Panggilan - Menanamkan Benih Panggilan sejak Dini

Dalam merayakan minggu panggilan sedunia ke-56, paroki Santa Maria Regina (SanMaRe) Bintaro Jaya mengadakan kegiatan live in. Tahun ini, peserta live in didominasi oleh para frater projo keuskupan Bogor yang sedang studi di Bandung. Para frater ini didampingi oleh Rm Habel, Pr. Peserta live in juga berasal dari kongregasi Serikat Xaverian (SX), CICM, SJ, SVD, OFM, OSC, BSMC, Projo Jakarta, SDB, bruder Budi Mulia. Sedangkan para suster yang hadir adalah Puteri-Puteri Cinta Kasih Canossian (FdCC), SPM dan ALMA.

Sesudah live in, hari Minggu semua peserta mengikuti misa bersama. Hal yang menarik dalam misa minggu panggilan kali ini adalah kehadiran para uskup, pastor dan suster cilik yang memberi warna tersendiri. Kegembiraan bukan hanya tampak dari wajah anak-anak tersebut tetapi juga wajah sumringah dan bahagia dari para orang tua yang putera-puterinya menjadi uskup, pastor dan suster cilik. Sesudah misa, para frater dan suster menjalin keakraban dengan anak Bina Iman Remaja (BIR) dan Bina Iman Anak (BIA) di aula.

Tema Hari Doa Panggilan Sedunia ke-56, 12 Mei 2019 kali ini adalah “Berani Ambil Risiko Bagi Janji Tuhan” Bagi saya, tema ini sungguh menjadi nyata. Mengapa? Ketika frater yang bertugas MC menanyakan siapa yang ingin menjadi pastor dan suster, dari sekian banyak anak Bina Iman Remaja (BIR) dan Bina Iman Anak (BIA) yang hadir dalam acara keakraban bersama para frater dan suster, ada beberapa anak yang tunjuk tangan.

Perayaan Minggu Panggilan - Menanamkan Benih Panggilan sejak Dini

Bagi saya mereka berani mengambil risiko, mengapa? “Hari gini mau jadi pastor dan suster? Hanya sebut pastor atau suster saja mereka bisa jadi bahan ledekan empuk bagi teman-temannya, hingga tak jarang panggilan itu akhirnya hanya di sembunyikan dalam hati karena malu. Mereka takut diledek dan dicap orang suci, karena bagi anak-anak “zaman now” cita-cita menjadi pastor dan suster adalah sesuatu yang “aneh” atau bahkan hanya bisa dimiliki oleh mereka yang hidupnya “suci”.

Itulah sebabnya saya mengatakan bahwa ke sebelas anak ini sungguh luar biasa, di dalam kepolosan hati mereka, tanpa malu dan takut mereka tunjuk tangan, maju ke panggung dan tanpa ragu-ragu mereka mengatakan dengan lantang keinginan mereka untuk menjadi pastor dan suster. Jika benih itu telah tumbuh dan terlihat nyata di antara tumbuhan lain, tugas siapa untuk merawatnya?

Acara live in singkat yang diadakan oleh seksi panggilan SanMaRe, bukanlah mencari panggilan dengan cara instan, tetapi bagaimana menanamkan benih panggilan itu sejak usia dini, dengan memperkenalkan para frater dan suster dalam hidup mereka. Memberi kesempatan setiap anak bisa bermain dan bercanda dengan para frater dan suster, sehingga terjadi kedekatan pribadi yang akan tertinggal dan kelak bisa di ingat (bahkan di satu lingkungan, ada anak yang tidak mau berpisah dari suster dan terus menangis karena ditinggal sang suster). Mungkin kelak mereka tidak akan menjadi pastor dan suster, tetapi bagaimana kehadiran dan kebersamaan dengan para frater dan suster sudah melekat dalam hati mereka dan meninggalkan kenangan yang baik tentang hidup membiara.

Panggilan memang “misteri” tetapi memperkenalkan hidup membiara, menanamkan benih-benih panggilan dan memelihara benih panggilan yang mulai tumbuh adalah tugas kita bersama dan bukan hanya tugas seksi panggilan, tetapi dimulai dalam keluarga. Kita semua tidak dipanggil melakukan perkara-perkara besar, tetapi untuk melakukan perkara-perkara kecil dalam hidup sehari-hari dengan cara luar biasa, dengan cara mencintai, mengampuni dan melayani, dimulai dari orang-orang terdekat kita dan orang-orang yang kita jumpai. Dengan demikian Yesus akan semakin dikenal dan dicintai.