sekretariat@parokisanmare.or.id

021-745 9715, 745 9726

Jadwal Misa
Senin-Sabtu : 06.00 WIB
Jumat Pertama : 06.00, 12.00, 19.30 WIB
Sabtu : 17.00 WIB
Minggu : 06.30, 09.00, 17.00 WIB

Sampaikan Intensi Misa: WA Sekretariat SanMaRe

Warta - No 05 - 2 Februari 2020

Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah
Sepenuhnya Diabdikan bagi Allah

Disiapkan dari berbagai sumber oleh: Wastu Pradhana

[Download versi lengkap warta - PDF]

Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah - Sepenuhnya Diabdikan bagi Allah

Yesus dipersembahkan di Bait Allah jatuh pada 2 Februari dan merayakan sebuah peristiwa awal dalam kehidupan Yesus. Dalam Gereja Katolik Ritus Latin, Persembahan tersebut merupakan Peristiwa Bahagia keempat dalam Doa Rosario. Sebagai keluarga Yahudi, Keluarga Kudus sangat patuh akan adat kebiasan saleh sebagaimana ditulis dalam Hukum Taurat.

Kalau kita rayakan kelahiran Yesus di tanggal 25 Desember, maka hari pentahiran bagi Ibu yang melahirkan anak adalah 40 hari sesudah bersalin. Dan ini jatuh tanggal 2 Februari. Bersama itu pula, anak yang dilahirkan dibawa ke Kenisah untuk dipersembahkan kepada Allah.

Apa makna dari peristiwa Yesus dipersembahkan ke Bait Allah ini? Sejatinya bukan sekadar mengikuti perintah agama tetapi mengandung makna bahwa hidup Yesus seluruhnya dipersembahkan dan diabdikan bagi Allah. Hidupnya juga diabdikan bagi penebusan manusia dan penyelamatan dunia.

Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah - Sepenuhnya Diabdikan bagi Allah

Kisah Yesus dipersembahkan di Bait Allah membawa kita pada satu pertanyaan: apa yang telah, sedang, dan akan kita persembahkan kepada Tuhan? Tentu bukan bahan-bahan persembahan, atau materi, tetapi lebih-lebih adalah persembahan diri kita seutuhnya kepada Tuhan.

Jangan menjadi orang Kristen yang setengah-setangah, tetapi harus menjadi pengikut Kristus yang seutuhnya. Jangan menjadi orang tua dan pasangan suami isteri yang setengah-setengah, tetapi harus seutuhnya saling mengasihi dan melayani. Jangan menjadi imam, suster, bruder, atau biarawan-biarawati yang setengah-setengah, tetapi harus mempersembahkan hidup, karya, dan pelayanan seutuhnya.

Semoga kita sungguh dapat menghayati panggilan hidup kita masing-masing dengan sepenuh hati.

Bapa, ajarilah aku agar dapat mempersembahkan kepada-Mu hanya yang terbaik dari padaku, seluruh usaha, seluruh karya, dan pelayananku dari panggilan hidup yang ku jalani. Amin.***