sekretariat@parokisanmare.or.id

021-745 9715, 745 9726

Jadwal Misa
Senin-Sabtu : 06.00 WIB
Jumat Pertama : 06.00, 12.00, 19.30 WIB
Sabtu : 17.00 WIB
Minggu : 06.30, 09.00, 17.00 WIB

Sampaikan Intensi Misa: WA Sekretariat SanMaRe

Warta - No 02 - 13 Januari 2019

Pesta Pembaptisan Tuhan
Pembaptisan Itu Luhur

Sumber: pejesdb.com

[Download versi PDF]

Pesta Pembaptisan Tuhan - Pembaptisan Itu Luhur

Hari ini Gereja Katolik merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan Yesus Kristus. Ia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Jordan. Hari ini juga menjadi awal Yesus Kristus tampil di depan umum untuk mewartakan Kerajaan Surga dan memberitakan Injil serta menyembuhkan orang-orang sakit.

Tampilnya Yesus di hadapan umum ditandai dengan turunnya Roh Kudus ke atasNya. Oleh karena itu segala bentuk pelayanan Yesus dipenuhi serta dibimbing oleh Roh Kudus. Mengapa Roh Kudus? Karena Roh Kudus itu yang memulai serta menggenapi segalanya dalam hidup Yesus sang Putera.

Tentang sakramen Pembaptisan, dalam Katekismus Gereja Katolik no 1253 dikatakan, “Pembaptisan adalah sakramen iman. Iman membutuhkan persekutuan umat beriman. Setiap orang beriman hanya dapat beriman dalam iman Gereja. Iman yang dituntut untuk pembaptisan, tidak harus sempurna dan matang; cukuplah satu tahap awal yang hendak berkembang. Kepada para katekumen atau walinya disampaikan pertanyaan, “Apa yang kamu minta dari Gereja Allah?” Dan Ia menjawab, “Iman”.

Penginjil Lukas menggambarkan kisah Pembaptisan Yesus. Yohanes dan Yesus sama-sama berusia 30 tahun. Yohanes tampil di Sungai Yordan untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan. Banyak orang juga berpikir bahwa Yohanes adalah Mesias, Elia atau nabi yang akan datang. Tetapi Yohanes mengatakan dirinya “bukan” Mesias, Elia atau nabi yang akan datang. Lebih jelas ia mengatakan, “Aku membaptis kamu dengan air tetapi Ia yang lebih berkuasa akan datang. Menunduk dan membuka tali sepatuNya pun aku tidak layak. Ia juga akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan api”. Yesus pun dibaptis Yohanes dan saat itu terbukalah langit dan Roh Kudus turun ke atas Yesus dalam rupa burung merpati. Ada juga suara, “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan”.

Melalui pemberitaan Yohanes Pembaptis dan suara yang turun dari langit, Yesus diperkenalkan sebagai Pribadi yang siap untuk memulai pelayananNya di depan umum. Yesus yang penuh dengan Roh Kudus adalah Mesias, nabi yang akan datang yang dinantikan Israel tetapi mereka belum mengenalNya. Dalam tindakan-tindakanNya, Yesus menunjukkan diriNya yang penuh dengan Roh Kudus. Dia adalah Anak Allah sejati yang akan bertindak atas nama Allah dan memiliki relasi yang akrab dengan Allah Bapa di Surga.

Yesus sebagai Anak Allah memiliki kuasa untuk mendoakan dan menyembuhkan orang-orang sakit dan membersihkan umat Allah dari dosa dengan air baptis tetapi memberdayakan mereka dengan kekuatan Roh Kudus yang berasal dari Allah. Yesus bagi Yohanes lebih berkuasa akan membaptis dengan Roh dan api. Allah Bapa sendiri berkenan pada Yesus PuteraNya. Tentu Allah Bapa juga berkenan pada kita semua. Yohanes Pembaptis hidupnya berakhir di penjara dan gugur sebagai martir. Yesus juga akan gugur sebagai martir di atas kayu salib. Dengan salib itu manusia dapat diselamatkan. Nah masa depan Yesus mulai terbaca dalam kehidupan Yohanes terutama saat mulai dipenjarakan mengatakan kebenaran.

Pesta Pembaptisan Tuhan - Pembaptisan Itu LuhurSabda Tuhan pada Pesta Pembaptisan Tuhan hari ini membantu kita untuk mengimani Yesus sebagai imanuel atau Allah beserta kita. Suara dari langit “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan” mempertegas kehadiran Yesus sebagai Imanuel dan Mesias bagi kita. Roh Kudus dalam rupa burung merpati menunjukkan bahwa Yesus diurapi dengan minyak kegembiraan dan menjadi Penginjil bagi kaum miskin dan papa. Kita belajar dari Yesus untuk menjadi orang yang dibaptis, beriman dan sebagai tanda dan pembawa cinta kasih Allah bagi sesama yang miskin.

Sambil mengenang Pembaptisan Yesus, kita juga mengenang sakramen pembaptisan yang kita terima dan menguduskan diri kita. Kita dibaptis bukan lagi dengan baptisan Yohanes melainkan dengan baptisan Yesus dalam Roh Kudus dan api supaya menjadi saudara dan saudari dalam Kristus. Kita juga belajar dari kerendahan hati Yohanes Pembaptis. Ia tidak mengakui dirinya sebagai Mesias atau nabi yang akan datang tetapi berani mengakui Yesus dan jujur mengatakan “tunduk dan membuka tali sepatunya saja saya tidak layak”.