sekretariat@parokisanmare.or.id

021-745 9715, 745 9726

Jadwal Misa
Senin-Sabtu : 06.00 WIB
Jumat Pertama : 06.00, 12.00, 19.30 WIB
Sabtu : 17.00 WIB
Minggu : 06.30, 09.00, 17.00 WIB

Sampaikan Intensi Misa: WA Sekretariat SanMaRe

Siraman Rohani 6 - 12 Agustus 2018

Minggu, 12 Agustus 2018

Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga

"Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku." (Luk. 1:42-43) ✝

Inilah ungkapan kegembiraan Elisabeth berkenan kedatangan Maria untuk berkunjung kepadanya. Dalam kegembiraan pertemuan itu, terungkaplah kata-kata indah dari lubuk hati Maria untuk memuliakan Tuhan.
Kita sebagai orang kristiani, kehadiran kita haruslah menggembirakan  orang lain. Ketika kita mampir ke rumah orang lain, mereka merasakan berkat Tuhan nyata melalui kehadiran kita. Kehadiran kita dengan niat dan hati yang tulus, itu akan membahagiakan hati sesama. Pancaran senyuman yang hangat dari sesama akan menjadi tanda bahwa kehadiran kita membawa kabar sukacita dan aura persaudaraan.  
Maria yang telah diangkat ke surga adalah ibu Tuhan dan juga ibu kita. Ia senantiasa mengunjungi kita dalam kehidupan sehari-hari. Apakah kita merasa bahagia ketika kita menerima Maria dalam hidup kita seperti yang dirasakan oleh Elisabeth? Apakah kehadiran Bunda Maria menjadikan hidup kita bermakna dalam menghadapi berbagai kesulitan? ?

Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.
Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin. ?

 

Sabtu, 11 Agustus 2018
Pw. Santa Klara, Prw
  ? Matius 17:14-20

"... sekiranya kamu mempunyai iman ... tiada yang mustahil bagimu." (Mat. 17:20) ✝

Kita tidak boleh mengesampingkan kegiatan untuk mengembangkan dan memperkokoh iman. Ada kecenderungan dimana waktu untuk mengembangkan dan meneguhkan aspek kerohanian kurang diperhatikan karena tenaga, pikiran, dan waktu dihabiskan untuk tugas dan pekerjaan yang mendatangkan materi. Yesus mengingatkan kita, diatas segala kemampuan manusia, Allah tetap lebih kuasa. Bagi yang mengimaninya, segalanya menjadi mungkin berkat kuasa Allah.
Maka hendaknya iman dan hidup rohani yang mantap akan menjadi kekuatan dalam perjuangan hidup sehari-hari. ?

Ya Tuhan Yesus, tambahkanlah dalam hidupku, agar  kita dapat hidup bagi-Mu lebih sempurna. Amin. ?

 

Jumat, 10 Agustus 2018
Pesta St. Laurensius, Diakon Martir.

 ? Yohanes 12:24-26

*"Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa." (Yoh. 12:26)* ✝

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana agar kita juga bisa memiliki hati yang mau melayani dalam pelayanan kita? Pertama, pandanglah setiap pekerjaan kita sebagai kesempatan untuk memuliakan nama Yesus. Kedua, pandanglah kehidupan ini sebagai kesempatan untuk membantu orang lain menjadi lebih baik. Dengan demikian, hidup kita akan jauh lebih bermakna.
St. Laurensius berani berpihak pada yang lemah dan miskin. Banyak orang sekarang lebih menghargai harta duniawi daripada manusia kecil. Demi harta, mereka bisa mengorbankan manusia. Semoga sikap St. Laurensius menyadarkan banyak orang untuk menghargai orang kecil dan berpihak pada mereka untuk membawa hidup mereka lebih baik. ?

Ya Tuhan Yesus, kobarkanlah selalu semangat melayani dalam hatiku. Amin. ?

 

Kamis, 9 Agustus 2018

  ? Matius 16:13-23

*"Enyahlah iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Mat. 16:23)* ✝

Cara berpikir ilahi memang berlainan dengan cara berpikir manusiawi. Dalam mengarahkan pikiran kita untuk sejalan dengan pikiran Allah yang menghendaki keselamatan bagi banyak orang. Dalam keluarga, masyarakat, gereja dan bangsa atau di manapun kita berada, kita diajak untuk mengusahakan keselamatan tersebut. Itu berarti kita harus berani berkorban untuk menanggalkan keegoisan pikiran kita yang cenderung mengutamakan kesenangan dan kebahagiaan pribadi. Kita diminta untuk mengenakan pikiran Allah. Hendaknya kita mengarahkan hati dan pikiran kita untuk mengusahakan keselamatan dan kebahagiaan bagi sesama. Inilah cara berpikir positif sebagai orang beriman. ?

Ya Tuhan Yesus, kuasailah pikiran dan hatiku agar seturut dengan pikiran dan kehendak-Mu. Amin. ?

 

 

Tema: Yesus Membutuhkan Pekerja Yang Siap Bekerja! (Lukas 9: 57-62)

Saudara-saudari ... Injil hari ini sungguh menantang kita, para murid Yesus. Apa yang dibicarakan dalam Injil hari ini sesungguhnya itulah yang sering terjadi dalam hidup harian kita sebagai pengikut Yesus. Ada orang yang begitu berapi-api mau mengikuti Yesus tetapi di kala mereka menyaksikan tantangan dan kesulitan yang terjadi di lapangan, maka mereka balik dan tinggalkan lapangan pekerjaan.

Ada seorang awam misionaris datang dari jauh mau bekerja di Papua New Guinea. Tetapi sesudah alami kesulitan, menyaksikan bagaimana cara hidup masyarakat kami di Papua New Guinea teman ini tidak bisa tahan dan meminta pulang ke tanah airnya.

Ada juga yang mau bekerja melayani Tuhan tetapi sebelumnya ia mengemukakan beberapa syarat yang harus dipenuhi. Kalau persayaratan itu dipenuhi maka ia siap bekerja di situ. Kasihan bahwa persyaratan tidak dipenuhi dan dia tinggalkan tanah misi.

Menurut Yesus, barangsiapa yang mau mengikuti Dia, ia harus memberi diri seutuhnya dan mengikuti Dia dengan tulus hati apapun resiko yang dihadapi.

Pada hari Minggu sore, 01 Oktober kemarin, seorang misionaris tua datang makan malam di komunitas kami. Dia begitu gembira karena ada dua frater berasal dari mantan parokinya. Dia kenal orangtua dari frater-frater ini. Saya amati bagaimana akrabnya mereka. Dia tanya bagaimana perkembangan situasi terakhir di tempat mereka. Sewaktu ditanya apakah dia mau kembali ke Eropa? Dengan tegas dia katakan: “Tidak akan kembali” jawabnya. Dia mau mati di Papua New Guinea. Dia sudah merasa satu dengan budaya Papua New Guinea. Dia sudah menyatu dengan kehidupan sederhana dan terima apa adanya. Sewaktu ditanya bagaimana kalau karena kesehatan harus pulang ke Eropa? Dia menjawab, “Saya sudah umur 80-an tidak perlu sibuk lagi dengan urusan kesehatan. Terimalah keadaan. Biar dilayani saja oleh dokter-dokter di Papua New Guinea. Kalau tidak bisa, terima itu sebagai satu tanda bahwa Tuhan mau supaya saya tinggal terus dan mati di sini.” Itulah pernyataan seorang misionaris sejati. Tanpa tawar menawar. Satu kesaksian hidup yang sangat luar biasa.

Apa yang dikatakan Yesus Kristus hari ini sesungguhnya sudah dihayati dan diamalkan oleh misionaris tua ini. Dia tidak toleh kebelakang lagi. Dia hanya siap bekerja melayani Tuhan lewat melayani umat kesayangannya. Dia sudah memenuhi kriteria Yesus Kristus: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk kerajaan Allah.” Tetapi bagi sang misionaris tua yang sudah bekerja lebih dari 50 tahun di Papua New Guinea, maju terus dan siap mati di daerah misi.

Kesaksian hidupnya sudah menjadi tantangan bagi saya misionaris muda. Apakah saya juga tetap siap memberi diri untuk melayani umat Allah di negara Papua New Guinea sampai akhir hidup saya? Tuhan pada dasarnya sangat membutuhkan pekerja yang selalu siap melayani umat-Nya.

Kita berdoa, semoga Tuhan selalu beri kita kekuatan dan kesabaran agar kita selalu bersemangat untuk melayani Dia lewat umat-Nya kapan dan dalam situasi apa pun.

Kita memohon St. Fransiskus dari Asisi dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.