sekretariat@parokisanmare.or.id

021-745 9715, 745 9726

Jadwal Misa
Senin-Sabtu : 06.00 WIB
Jumat Pertama : 06.00, 12.00, 19.30 WIB
Sabtu : 17.00 WIB
Minggu : 06.30, 09.00, 17.00 WIB

Sampaikan Intensi Misa: WA Sekretariat SanMaRe

Siraman Rohani 3 - 9 September 2018

Minggu, 9 September 2018

  ? Markus  7:31-37

"Efata!", artinya: Terbukalah!" (Mrk. 7-34) ✝

Terkadang kita pun berlaku sebagai orang tuli dan bisu. Kita tuli dan bisu akan sapaan dan panggilan Tuhan yang membutuhkan uluran tangan, maka terbukalah telinga dan lidah kita mewartakan kebaikan Tuhan. ?

Ya Tuhan Yesus, sentuhlah aku agar lebih mau mendengarkan dan berkata-kata sabda Tuhan. ?

9 September 2018.

Minggu. Hari Minggu Biasa XXIII. Yes. 35:4-7a; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; Yak. 2:1-5;  Mrk. 7:31-37

1.    *Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!* Pada Yes 34, Sang Nabi mewartakan penghakiman atas  Edom. Kerajaan Edom akan hancur dan derita melanda karena ketidaktaatan. Negeri itu akan ditumpas dan pertumpahan darah tidak akan berhenti. Seluruh negeri berubah menjadi tanah gersang dan ditinggalkan orang. Manusia digantikan oleh burung undan dan landak, burung hantu dan burung gagak. Jin, serigala, burung unta dan ular akan berdiam di negeri itu. Duri, rumput dan puteri malu akan tumbuh di setiap jengkal tanah Edom. Ketidaksetiaan pada nilai perikemanusiaan dan eksploitasi atas segala sumber daya pasti berakibat pada derita tak kunjung putus. 

    Bangsa Israel, yang telah mengalami pertobatan semasa pembuangan di Babel, mengalami masa depan yang berbeda. Bangsa itu telah ditebus. Maka, tanah yang telah menjadi padang pasir akan kembali subur dan menghasilkan banyak buah, kemalangan manusia akan lenyap dan kebutuhan hidup akan dipenuhi. Kaum buangan akan kebali ke Sion dan dibebaskan dari beban derita dan mengalami kebahagiaan. 

    Nabi Yesaya diutus untuk meneguhkan iman bangsa Israel yang terpuruk di pembuangan Babel. Sang Nabi menumbuhkan harapan akan keselamatan dari Allah telah datang. Tanda-tanda alam telah diberitakan. Padang gurun dan padang belantara akan bersorak dan berubah menjadi subur, bunga-bunga, seperti mawar berbunga lebat. Lembah-lembah yang merentang dari  Libanon hingga Gunung Karmel dan Dataran Tinggi Saron berubah menjadi indah dipandang mata. Itulah tanda kemuliaan Tuhan, Allah kita.  Nabi Yesaya harus menguatkan hati setiap anggota jemaat, supaya tangan mereka kokoh, dan lutut tidak gemetar, serta hati tidak tawar. 

    Nabi Yesaya menyingkapkan tanda-tanda yang menyertai keselamatan Allah. Keselamatan tidak ada di luar Allah. Sabda-Nya melalui mulut Nabi (Yes 35:4), _”Allah sendiri datang menyelamatkan kamu!”_, _Deus ipse veniet et salvabit vos_. Tanda-tanda keselamatan dari-Nya nampak pada tanda heran : mata orang buta dicelikkan;  dan telinga orang tuli akan dibuka; orang lumpuh, melompat seperti rusa; dan mulut orang bisu bersorak-sorai (Yes 35:5-6). Inilah tanda yang menyertai jaman kehadiran Sang Mesias, Sang Juruselamat. Tanda-tanda ini dipenuhi oleh Yesus Kristus. 

    Sayang, kelak ketika melihat tanda-tanda itu hadir di depan mata, umat menolak Sang Mesias. Mereka lupa akan seruan dan nubuat Nabi Yesaya. Justru, mereka menganggap Dia sebagai kutuk (Kel 21:22-23; Yoh 19:31; Gal 3:13). Untuk memutus kutuk dan menyelamatkan manusia, Ia rela mati di altar Salib.  
    
    Nabi juga menggambarkan keselamatan tidak hanya mencakup aspek fisik, yang perlu dipulihkan juga, seperti gambaran ekologis tentang gurun, sungai, belantara, tanah berpasir, dan tanah gersang. Tetapi juga mencakup aspek spiritual, yang disingkapkan dengan _”jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus”_ (Yes 35:8). Jalan Kudus adalah Dia, yang bersabda (Yoh 14:6), _“Akulah Jalan”_, _Ego sum via_. Setiap pribadi, laki-laki dan perempuan, diundang untuk memasuki dan menjalin relasi dengan Sang Jalan. Dan sebelum seluruh anggota disebut sebagai Kristen, mereka disebut sebagai _laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan_ (Kis 9:2).

2.    *Yesus meninggalkan daerah Tirus, melalui Sidon ke danau Galilea, di daerah Dekapolis.*  Satu-satunya penginjil yang menulis kisah mukjijat ini: Markus. Kisah ini sangat penting karena menjadi pralambang Yesus membuka telinga para murid untuk mendengarkan sabada Allah. Tentang mukjizat ini, Santo Gregorius Agung, Bapa Gereja abad ke-6, berkata, “Roh Kudus disebut tangan Allah. Ketika Tuhan meletakkan tanganNya atas orang tuli-bisu itu, Ia membuka jiwa orang itu untuk menerima anugerah iman melalui anugerah dari Roh Kudus”. Tetapi juga, melambangkan penggunaan materi/bahan untuk pelayanan sakramen.

      Rupanya Yesus melakukan perjalanan memutar. Ia pergi ke arah utara ke Sidon, kira-kira 20 mil sebelah utara Tirus. Ia menghindari wilayah Galilea, yang dihuni orang-orang Yahudi, dan menjauh dari cengkeraman Herodes Antipas. Lalu kembali ke wilayah di seputar Danau Galilea dan menembus wilayah tenggara danau itu di daerah Dekapolis, persekutuan 10 kota, yang mayoritas penduduknya adalah bangsa bukan Yahudi (Mrk 5:1-20).  PerjalananNya pasti memakan waktu lama, bisa mingguan, bahkan berbulan-bulan.  

      *Membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap.*  Lembar data Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2015 melaporkan lebih dari 5 % penduduk dunia mengalami gangguan fungsi pendengaran, 328 juta : orang dewasa dan 32 juta : anak-anak. Kehilangan fungsi pendengaran mengacu pada kegagalan fungsi telinga untuk mendengarkan suara berkekuatan antara lebih dari 40 dB pada orang dewasa hingga 30 dB pada anak-anak. Sedangkan kekuatan suara dalam percakapan sehari-hari merentang antara  30 sampai 60 dB.  

      Gangguan pendengaran dapat terjadi pada organ telingan bagian luar dan tengah. Gangguan ini menyebabkan kegagalan organ telinga untuk mengantar getaran suara, misalnya gangguan pada tulang-tulang kecil di telinga bagian tengah. Gangguan ini disebut tuli konduktif. Alat bantu dengar bisa digunakan mengatasi gangguan ini. Gangguan pendengaran di bagian dalam telinga, tuli sensorineural,  dikarenakan kegagalan sensor syaraf untuk menangkap dan mengolah getar suara. Bisa jadi seseorang mengalami kombinasi tulis konduktif dan tuli sensorineural. 

      Orang yang mengalami kegagalan fungsi pendengaran sering juga mengalami dampak buruk. Pertama mereka kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui bahasa lisan. Dampak lanjutannya adalah terganggunya kemampuan akademik. Dampak ini dapat diatasi dengan memberikan kesempatan yang luas untuk bersekolah dan pengggunaan bahasa lisan/tulis atau melalui bahasa isyarat. 

      Akses komunikasi yang terbatas sering berdampak pada aspek sosio-emosional. Orang merasa kesepian, terisolasi dan frustrasi, khususnya dialami orang orang berusia tua. Cara pengatasannya adalah dengan mengupayakan interaksi sosial yang sehat dan membantu melatih bahasa isyarat. Dampak lain di bidang ekonomi adalah mereka sering kali disisihkan dari akses untuk mendapatkan pekerjaan dan upah yang layak (lih. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs300/en/).   

      *Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu.* Orang tuli-bisu itu dibawa ke hadapan Yesus. Ia dimohon menumpangkan tangan untuk memberkatinya.  Namun, Yesus ternyata bertindak jauh melampaui permohonan mereka. 

      Ia memisahkan dia dari orang banyak agar dapat sendirian dengan orang itu; memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu;  meludah; meraba lidah orang itu; menengadah ke langit; menarik nafas;  dan berkata kepadanya, “Efata!”, Terbukalah! (ay. 33-34). Melalui tujuh gerak, Yesus menyembuhkan orang tuli-bisu (Mrk 7:35). Dan Ia berpesan supaya orang yang sembuhkan itu tidak menceritakan kisah penyembuhan itu pada siapa pun (Mrk 7:36). Yesus tidak menghendaki popularitas murahan, yang dapat diselewengkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, dan setan. 

      Namun, karena suka cita yang dialaminya, apa yang dipesankan Yesus padanya tidak dilakukan. Ia berkisah kepada banyak orang. Kabar Suka Cita itu diringkas (Mrk 7:37), _“Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata”_, _Bene omnia fecit, et surdos facit audire et mutos loqui!_ Ia menjadikan segalanya baik menggemakan kisah penciptaan, ketika Allah bersabda “Allah melihat segala yang dijadikanNya sungguh amat baik” (Kej 1:31). KaryaNya menyembuhkan orang tuli-bisu menggenapi nubuat Nabi Yesaya, ketika Sang Mesias datang di masa depan, orang tuli akan mendengar dan orang bisu bersorak-sorai (bdk. Yes  29:28; 35:5; Mat 11: 5).  

3.    Pada kita ada pertanyaan : “Apa yang perlu aku lakukan ketika menghadapi hal yang bertentangan dengan Kabar Suka Cita – menulikan atau membisukan diri atau ….?”   

Bene omnia fecit, et surdos facit audire et mutos loqui! - Marcum 7: 37

 

Sabtu, 8 September 2018
Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria

  ? Matius  1:1-16, 18-23

Hari ini Gereja merayakan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria. Maria adalah sosok perempuan yang begitu akrab dengan umat Katolik. Dia menghadirkan sosok Allah dalam diri seorang ibu. Maria bukan hanya ibu Yesus. Maria bukan hanya ibu Yesus, tetapi juga ibu kita. Banyak orang berdevosi secara khusus pada Bunda Maria. Ada sosok yang mempesona dalam diri Ibu Maria ini. Kelahiran bukan hanya menjadi berkat bagi St. Yoakhim dan St. Anna, orangtuanya, tetapi juga berkat bagi kita. ?

Santa Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.
Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin. ?

Jumat, 7 September 2018

  ? Lukas 5:33-39

"Anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula." (Luk. 5:38) ✝

Yesus mengajak kita untuk menempatkan anggur baru dalam kantong yang baru pula, artinya mengubah cara pandang atau berpikir yang baru untuk berelasi dengan Tuhan dan orang-orang lain.

Kalau kita mau mengikuti Kristus kebiasaan lama yang buruk harus segera ditinggalkan dan dibuang. Semangat dan niat kita yang baik sebagai pengikut Kristus perlu ditempatkan dalam kondisi dan situasi hidup keseharian kita yang sesuai. Kebiasaan lama, walau nikmat tapi kalau memang menghambat kita untuk mencapai keselamatan, harus dimusnahkan diganti dengan kebiasaan yang baru. ?

Ya Tuhan Yesus, berilah aku hati, niat, dan semangat baru. Amin. ?

7 September 2018. 
Jumat. Hari biasa. 1Kor. 4:1-5; Mzm. 37:3-4,5-6,27-28,39-40; Luk. 5:33-39

1.    *Anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.*  Konflik antara Yesus dan kaum Farisi dimulai sejak awal karyaNya (Luk 5:3). Silang pendapat itu menyangkut banyak praktik keagamaan : pengampunan dosa (Luk 5:21-25); makan bersama pendosa (Luk 5:29-32; berpuasa (Luk 5:33-36); dan dua konflik tentang ketentuan Sabat (Luk 6:1-5 dan Luk 6:6-11).

    Yesus datang sebagai pembaharu, tetapi warta pembaharuanNya ditentang. Ada beragam alasan penentangan, antara lain: menghujat Allah, melawan kebiasaan umum, atau menentang hukum agama. Bagi Yesus pembaharuan merupakan keharusan. Pembaharuan dimulai dari disposisi batin - dari hostilitas ke hospitalitas, menentang Allah ke berpihak pada Allah dan sesama (bdk. Luk 3:10-14). 

    Pembaharuan pasti pasti dilawan oleh mereka yang berpola pikir tertutup. Yesus mengingatkan jemaat dengan perumpamaan kain baru dan kain lama; dan wadah anggur baru dan anggur lama. Pembaharuan akan tumbuh subur bila disambut dengan disposisi batin baru. Ia akan gagal apabila disambut dengan ketertutupan hati, budi dan perilaku. Pembaharuan menjadi sia-sia ketika orang tahu makna penting pembaharuan, tetapi tidak memiliki kehendak untuk berubah, “anggur tua itu lebih baik” (Luk 5:39). Sikap batin yang tepat diungkapkan dalam (Mat 13:52), _”hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya”_. 

    Ungkapan umum yang berlaku sejak masa awal Gereja Perdana menyingkapkan bahwa Perjanjian Baru tersembunyi dalam Perjanjian Lama; dan Perjanjian Lama disingkapkan dalam Perjanjian Baru. Perjanjian Baru tidak menggantikan Perjanjian lama, tetapi memberi makna yang penuh  dan menggenapi rencana keselamatan Allah yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus, Putera-Nya. 

    Terlebih, Yesus menghendaki setiap murid-Nya memiliki sikap batin dan tindakan bijaksana untuk menimbang apa yang lama dan yang baru. Ia tidak menghendaki sikap membabi-buta berpegang pada yang lama dan menentang apa yang baru seperti dihembuskan Roh Kudus. Ia menghendaki budi dan hati para murid-Nya seumpama _kantong kulit baru untuk anggur baru_, terbuka dan siap sedia menerima _anggur baru Roh Kudus_.  

    *Apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa*. Yesus menyamakan diri dengan mempelai pria yang mengundang para sahabatNya untuk pesta. Tak mungkin berpuasa di saat pesta. Yesus sadar akan risiko dianiaya atau, bahkan, dibunuh oleh mereka yang menentang warta Kerajaan Allah. , “apabila mempelai itu diambil dari mereka” (Luk 5:35). Dan, ternyata, Ia tidak dapat ditaklukkan.

    Beberapa kali dalam Perjanjian Lama Allah hadir sebagai mempelai pria bagi umat (Yes 49:15; 54:5.8; 62:4-5; Hos 2:16-25). Dalam Perjanjian Baru, Yesus pun adalah mempelai pria bagi umat (Ef 5:25). Penulis Kitab Wahyu berbicara tentang perjamuan kawin Anak Domba dengan mempelai-Nya, Yesusalem Surgawi (Why 19:7-8; 21:2.9). 

    Kehadiran Yesus layak disambut dengan suka cita. Ia membebaskan para pengikutNya untuk tidak makan atau minum, walau Ia melakukannya selama empat puluh hari (Mat 4:2). Salah satu bentuk puasa, pengekangan diri, untuk menyambutNya adalah dengan mengendalikan mulut. “Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hajat” (Mat 15:18-19).  

2.    Katekese:  Kristus mengutus ahli Kitab yang bijaksana_. Santo Clement dari Alexandria, 150-215 :

    “Ahli Kitab adalah orang yang, melalui pembacaan tak kunjung putus atas Perjanjian Lama dan Baru, menempatkan diri dalam perbendaharaan pengetahuan. Maka Kristus memberkati mereka yang bersedia menggabungkan diri dalam pengajaran baik Hukum maupun Injil, sehingga mereka mampu, "mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya". Dan Kristus memperbanding orang semacam ini dengan ahli Kitab, seperti yang disabdakan-Nya di tempat lain, _”Aku mengutus kepadamu orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat”_ (Mat 23:34) (dikutip dari FRAGMENT 172). 

3.    Pada kita ada tantangan : “Mengapa aku malas menenggelamkan diri dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?”
_sed vinum novum in utres novos mittendum est, et utraque conservantur_  - Lucam 5: 38

Kamis, 6 September 2018

  ? Lukas   5:1-11

"Tetapi atas perintah-Mu aku akan menebarkan jala juga." (Luk. 5:5b) ✝

Segala pekerjaan di dunia, bila dilakukan bersama dengan Yesus, pasti akan mendatangkan hasil yang melimpah. Sebaliknya kalau kita hanya mengandalkan kemampuan manusiawi kita, kita hanya akan berjumpa dengan kekosongan dan kehampaan belaka.

Bersama Yesus kita akan dihantar pada hal yang lebih berharga daripada sekadar ikan, dan hal-hal material lainnya. Kita akan dihantar pada iman yang akan memelihara jiwa kita sampai hidup yang kekal.Karena itu, sebagai pengikut Kristus sudah seharusnya kita rela berkorban dan setia memanggul beban salib. Jalan bersama Yesus adalah jalan salib. ?

Ya Tuhan Yesus, aku mau hidup dan bekerja bersama Engkau selalu. Amin. ?

Rabu, 5 September 2018

  ? Lukas 4:38-44

"Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." (Luk. 4:43) ✝

Melayani Tuhan dan sesama tanpa pamrih untuk mewartakan keagungan Allah dalam hidup kita. Ke mana saja kita diutus, hendaklah kita pergi, dengan keyakinan bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita. Seperti Yesus yang senantiasa mau melayani, bahkan pada malam hari saat orang beristirahat, Yesus tetap melayani. 
Marilah kita saling melayani saudara-saudari kita yang membutuhkan sebagian dari perhatian kita, cinta kita, tenaga kita, milik kita dan waktu kita. ?

Ya Tuhan Yesus, jamahlah hidupku dengan kuasa-Mu dan berikan aku kekuatan untuk melayani-Mu dengan sepenuh hati. Amin. ?

Selasa, 4 September  2018

  ? Lukas 4:31-37

"Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar." (Luk. 4:36) ✝

Perkataan Yesus yang berwibawa dan penuh kuasa karena Ia membawa kebenaran dan kemuliaan. Kuasa jahat telah disingkirkan. Biarlah Yesus merajai hati kita, menuntun tangan, dan mengarahkan kaki kita. Damai sejati pun akan mengalir di dalam hati kita. ?

Ya Tuhan Yesus, ajari aku untuk berkata-kata dalam nama-Mu, agar setiap perkataanku bermakna dan membawa berkat bagi sesamaku. Amin. ?

Senin, 3 September 2018

Pw. St. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja.

"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, ..." (Luk. 4:18) ✝

Roh Allah yang ada pada Diri Yesus adalah Roh yang membawa Dia untuk keluar dari diri-Nya dan melakukan tindakan yang berguna bagi orang lain.

Kita, oleh baptisan dan krisma telah menjadi 'orang yang diurapi dan dipenuhi Roh Tuhan', maka kita dipanggil dan diutus seperti Kristus sendiri, menjadi pembawa Kabar Gembira, menjadi orang yang berpihak pada si kecil lemah. ?

Ya Tuhan Yesus, tuntunlah aku supaya aku sungguh mengambil bagian dalam misi Engkau, dengan mereka yang tertindas dan menderita di sekitarku. Amin. ?