sekretariat@parokisanmare.or.id

021-745 9715, 745 9726

Jadwal Misa
Senin-Sabtu : 06.00 WIB
Jumat Pertama : 06.00, 12.00, 19.30 WIB
Sabtu : 17.00 WIB
Minggu : 06.30, 09.00, 17.00 WIB

Sampaikan Intensi Misa: WA Sekretariat SanMaRe

Warta - No 22 - 12 Juli 2020

Perumpamaan Seorang Penabur

Sumber: sangsabda.wordpress.com

[Download versi lengkap warta - PDF]

Perumpamaan Seorang Penabur

“Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tanaman-tanaman itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengar!”

Dengan perumpamaan ini, Matius menunjukkan satu pengajaran Yesus yang indah. Melalui perumpamaan ini penulis Injil ini menyoroti cara Yesus mengajar. Yesus menggunakan “perumpamaan tentang seorang penabur” ini untuk mengilustrasikan kemurahan-hati Allah yang berlimpah-limpah. Bapa surgawi selalu menaburkan benih-benih sabda-Nya, mengundang kita untuk mengenal dan mengalami kasih dan kerahiman-Nya. Dia selalu mengulurkan tangan-tangan-Nya kepada kita.  Mengetahui bahwa kita memiliki seorang Bapa yang tidak pernah membelakangi atau menolak kita, maka seharusnya hal ini memberikan kepada kita damai-sejahtera dan pengharapan.

Setiap benih yang jatuh pada tanah yang baik akan bertumbuh. Seperti diuraikan di atas, benih yang ditanam oleh Bapa surgawi tentunya akan bertumbuh manakala bertemu dengan hati yang terbuka bagi-Nya. Ini adalah janji Allah. Namun bagaimana kita menentukan apakah hati kita itu baik? Apa beberapa butir acuan:

  • Apakah keragu-raguan dan rasa tidak-percaya langsung mencuri damai-sejahtera yang dibawa oleh sabda Allah kepada kita? (lihat Mat 13:19).
  • Apabila kesusahan atau penderitaan datang karena iman kita, apakah kita berdiri dengan kokoh dalam iman kita atau apakah kita jatuh ke dalam kompromi? (lihat Mat 13:20-21).
  • Apakah kita terlalu dibebani dengan pengurusan hal-ikhwal dunia? Apakah kesenangan karena harta-kekayaan dan berbagai hasrat akan ‘kenikmatan-kenikmatan’ mengambil tempat yang lebih besar dalam hati kita ketimbang kehadiran Yesus? (lihat Mat 13:22).
  • Kita seharusnya tidak berputus-asa atas tanah yang berbatu-batu atau semak duri dari ketidak-percayaan, pelanturan-pelanturan atau rasa takut yang menghalangi sabda Allah untuk kuat-mengakar dalam hati kita. Yesus senang sekali mengubah hati kita, asal saja dengan tulus-ikhlas kita mohonkan hal itu kepada-Nya. Yesus memiliki kesabaran yang sangat luarbiasa dengan kita masing-masing, seperti apa yang telah dicontohkan-Nya ketika membimbing/mengajar para murid-Nya yang bebal-bebal itu. Dia juga sangat senang untuk menjelaskan kepada kita mengenai ‘rahasia Kerajaan Allah’ selagi kita memperkenankan sabda-Nya bertumbuh dalam diri kita.

DOA: Datanglah Roh Kudus, siapkanlah hati kami untuk menerima sabda Allah, lebih dan lebih banyak lagi. Nyatakanlah kepada kami hasrat mendalam dari Yesus untuk mengajar kami tentang “rahasia Kerajaan Allah”, dan juga betapa besar kasih-Nya serta kesabaran-Nya dalam menghadapi segala kelemahan kami. Tolonglah kami agar dapat sungguh berbuah bagi Kerajaan Allah. Amin.